Ketua PERSI: Kolaborasi antar Anggota MUKISI Bisa Pacu Efisiensi
Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dr. Kuntjoro AP, M.Kes menegaskan, Majelis Usaha Kesehatan Islam Indonesia (MUKISI) harus menjalin kolaborasi erat antar anggotanya, salah satunya untuk melakukan efisiensi agar bisa bertahan, bahkan unggul, di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Kalangan perumahsakitan, termasuk MUKISI, berhadapan dengan tantangan biaya dan di saat yang sama teknologi berkembang begitu cepat, bahkan peralatan medis teknologinya berubah setiap empat bulan. Misalnya, stent yang harganya Rp16 juta, namun jika dibeli dalam jumlah tertentu, bisa turun menjadi Rp4 juta. Lalu kita bicara tentang CT scan, yang harganya mahal dan kemudian harus kita pikirkan soal potensi kapasitas tidak terpakainya. Jadi, kita bisa carikan solusi agar peralatan terpenuhi dengan cara berkolaborasi antar anggota,” ujar dr. Kuntjoro saat berbicara dalam seminar International Islamic Healthcare Conference and Expo 2019 hari ini.
Selain kolaborasi yang dalam praktiknya berwujud pembelian peralatan dan kebutuhan perumahsakitan bersama untuk menekan harga, Kuntjoro juga memaparkan pentingnya sinergi dalam aspek-aspek lainnya. Jumlah rumah sakit yang dimiliki ormas Islam seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah, juga jumlah muslim di Indonesia menurutnya merupakan potensi besar yang harus segera dimanfaatkan.
“Lalu, jika kita bicarakan soal MUKISI dan ke-Islamanannya, maka RS-RS syariah ini telah memiliki value based service yang telah sangat mantap, walaupun dalam praktiknya harus senantiasa diperbaiki. MUKISI punya branding yang telah sangat baik, sekarang tinggal bagaimana para pengurus dan anggotanya menentukan tujuan serta langkah-langkah yang diraih,” ujar dr. Kuntjoro. (IZn - persi.or.id)