Pasien RSJ Membludak, Sebagian Pasien Terpaksa Tidur Tanpa Ranjang
Jayapura - Jumlah pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Abepura, Kota Jayapura, Papua membludak, sebagian besar datang diantar keluarganya. Akibatnya, terpaksa sebagian tidur di kasur tanpa ranjang, karena kapasitas ruangan terbatas.
"Pasien yang saat ini kami rawat sudah melebihi jumlah tempat tidur kami yang saat ini sebanyak 104 unit," ujar Direktur RSJ Abepura, Daniel L Simunapendi, baru-baru ini.
Daniel menjelaskan, RSJ Abepura menjadi satu-satunya layanan gangguan jiwa di Papua, sehingga harus melayani pasien yang berasal dari 28 kabupaten/kota.
Kepala Seksi Keperawatan RS Jiwa Abepura, Gerti Jeklin Pulalo mengatakan, pihaknya melayani pasien sakit jiwa yang rawat jalan sebanyak 50 per hari. "Mereka lebih banyak melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kejiwaan untuk menanyakan terkait saraf dan kondisi tubuhnya yang dirasa terganggu sakit. Jika sakitnya parah maka pasien akan menjalani rawat inap, namun jika tidak parah, pasien yang bersangkutan rawat jalan."
Daniel menegaskan, tidak semua pasien sakit jiwa dirawat inap, sebagian menjalani rawat jalan karena keluarganya berkomitmen membantu untuk perawatan selanjutnya.
"Kami telah melakukan pelayanan penyuluhan, pengobatan, deteksi dini gangguan jiwa dan home visit. Tujuannya, pasien dan keluarga memahami, memang harus berobat kalau mau sembuh, keluarganya harus bawa ke RSJ. Ternyata, setelah mereka memahami pentingnya pengobatan, kami yang kesulitan karena daya tampung terbatas."
"Tapi, pasien sakit jiwa yang sudah tidak bisa menilai realita, jalan tanpa tujuan, sudah gelandangan di jalan, sudah merusak lingkungan walaupun kondisi ruangannya sudah penuh, tentu harus dirawat. Tapi, dengan keterbatasan kapasitas, kami tetap berupaya memberikan pelayanan maksimal." (IZn - persi.or.id)