Kasus DBD Meledak, RSUD Dolopo Madiun Rawat Pasien di Lorong, Namun Tetap Jamin Layanan dan Ketersediaan Obat
Jawa Timur - Peningkatan kasus DBD diantisipasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dolopo Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dengan meningkatkan kapasitas rawat inap. Selama Januari hingga pekan pertama Februari, RSUD Dolopo telah menerima 132 pasien DBD, jumlah itu melonjak 13 kali lipat daripada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya delapan pasien.
Mengantisipasi lonjakan pasien DBD pada awal 2019, pihak RSUD Dolopo telah menambah 19 tempat tidur untuk lima ruangan, yaitu empat ruang rawat inap dan satu tempat khusus disiapkan saat terjadi lonjakan jumlah pasien.
Kendati menyatakan siap melayani kondisi ini, namun PUrnomo tetap meminta warga untuk melakukan langkah preventif. "Jagalah kebersihan lingkungan tempat tinggal agar terhindar dari serangan nyamuk penyebab DBD dan rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk."
"Untukl ruangan, bila dirasa belum cukup karena pasien terlalu banyak, kami akan mengoptimalkan ruang di lorong-lorong RS. Pelayanan sudah semaksimal mungkin. Kami harap keluarga pasien bisa memahami jika terpaksa harus dirawat di lorong rumah sakit. Kami juga membuat kebijakan menambah petugas jaga dan rawat selama fase kritis masih berlangsung," ujar Direktur RSUD Dolopo Madiun Purnomo Hadi, belum lama ini.
Pengaturan itu, kata Purnomo, membuat para perawat di poliklinik yang telah melaksanakan tugas pagi hingga siang, diminta membantu merawat pasien DB pada malamnya dengan sistem operan.
"Untuk obat, meski jumlah pasien berlipat ganda, kebutuhan masih tercukupi, termasuk trombosit dan obat habis pakai lainnya. Kami tidak akan menolak pasien DBD, kendati ada keterbatasan ruangan."
Bagi pasien yang terpaksa dirawat di lorong maupun ruangan, perawatan yang diberikan tidak akan dibedakan. "Semua harus tertangani dengan baik sesuai dengan SOP layanan." (IZn - persi.or.id)