Inilah Temuan Terkini Kondisi Kesehatan Masyarakat
Jakarta - Inilah data-data terkini terkait kondisi kesehatan masyarakat serta layanan medis yang terungkap dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Badan Pusat Statistik
tentang Akses Pelayanan Kesehatan. Riset ini secara terintegrasi dilakukan bersamaan dengan Susenas Maret. Hasil riset itu diterima pekan lalu oleh Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di Jakarta.
Data dan informasi hasil Riskesdas 2018 ini bersifat deskriptif, sedangkan analisis lebih detil akan dilaporkan secara khusus.
Dalam riset tentang status gizi, Riskesdas 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2% (Riskesdas 2013) menjadi 30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6% (Riskesdas 2013) menjadi 17,7%.
Masalah yang perlu menjadi perhatian adalah adanya tren peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa sejak tahun 2007 sebagai berikut 10,5% (Riskesdas 2007), 14,8% (Riskesdas 2013) dan 21,8% (Riskesdas 2018).
Sementara pada aspek kesehatan ibu di Indonesia juga membaik terlihat dari meningkatnya proporsi pemeriksaan kehamilan dari 95,2% (Riskesdas 2013) menjadi 96,1%, proporsi pemeriksaan kehamilan (k1 ideal) dari 81,3% (Riskesdas 2013) menjadi 86%, proporsi pemeriksaan kehamilan (k4) dari 70% (Riskesdas 2013) menjadi 74,1%, proporsi persalinan di fasilitas kesehatan dari 66,7% (Riskesdas 2013) menjadi 79,3%.
Hal serupa ditunjukkan dalam proporsi pelayanan kunjungan nifas lengkap yang meningkat dari 32,1% (Riskesdas 2013) menjadi 37%.
Sedangkan dalam isu kesehatan anak, yang perlu menjadi perhatian adalah data cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak umur 12-23 bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan cakupan imunisasi sebesar 57,9%. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan Riskesdas 2013 sebesar 59,2%.Adapun proporsi berat badan lahir <2500 gram (BBLR) sebesar 6,2% dan proporsi panjang badan lahir <48 cm sebesar 22,7%.
Di masalah penyakit menular, seperti ISPA, malaria dan diare pada balita mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013. Prevalensi ISPA turun dari 13,8% menjadi 4,4%, malaria turun dari 1,4% menjadi 0,4%, sama halnya dengan diare pada balita juga turun dari 18,5% menjadi 12,3%.
Riset juga menekankan temuan prevalensi TB Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak mengalami pergeseran, yakni sebesar 0,4% dan prevalensi pneumonia yang naik dari 1,6% menjadi 2%.
Sementara pada penyakit tidak menular, kesehatan jiwa, dan kesehatan gigi mulut, riset pada 2018 ini menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular yang mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.
Prevalensi kanker naik dari 1,4% (Riskesdas 2013) menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.
Isu penyakit tidak menular ini terkait temuan sejak 2013 yang menunjukkan, prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat, yaitu 7,2% (Riskesdas 2013), 8,8% (Sirkesnas 2016) dan 9,1% (Riskesdas 2018). Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3% menjadi 3,3%. Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1% menjadi 33,5% dan 0,8% mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk 5 tahun, masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5%.
Sedangkan peningkatan proporsi gangguan jiwa pada data yang didapatkan Riskesdas 2018 cukup signifikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, naik dari 1,7% menjadi 7%.
Ada pun riset tentang kesehatan gigi dan mulut, Riskesdas 2018 mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8%.
Sementara, terkait angka disabilitas dan cedera, Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi disabilitas pada umur 5-17 tahun sebesar 3,3% dan pada umur 18-59 tahun sebesar 22%. Pada umur 60 ke atas 2,6% mengalami disabilitas berat dan ketergantungan total. Terjadi penurunan cidera yang terjadi dijalan raya yaitu dari 42,8% (Riskesdas 2013) menjadi 31,4%.
Di aspek kesehatan lingkungan, terlihat dari pemakaian air per hari dan pengelolaan sampah. Dibandingkan dengan Riskesdas 2013, dirumah tangga pemakaian air < 20L per orang per hari turun dari 5% menjadi 2,2%. Untuk pengelolaan sampah, rumah tangga yang mengelola dengan membakar sebesar 49,5%. (IZn - persi.or.id)