Iran Nanotechnology Innovation Council Kunjungi Fasilitas Stem Sel RSCM
Jakarta - Iran Nanotechnology Innovation Council melakukan kunjungan ke institusi riset kanker di PT Kalbe Farma dan fasilitas stem sel di RS dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dari hasil kunjungan tersebut, Indonesia dan Iran berhasil menemukan peluang potensial kerjasama joint venture, joint research, joint meeting, joint production, joint brands bagi advanced technology di Indonesia.
"Tidak ada sanksi embargo bagi sektor kesehatan bagi negara kami, sehingga Iran dan Indonesia dapat bekerjasama secara penuh. Tidak ada hambatan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan Iran. Iran sangat menyambut hangat Kemenkes untuk bertemu lagi di Tehran, Iran, termasuk dengan industri kefarmasian dan alat kesehatan dalam forum bisnis," kata Sekretaris Jenderal Iran Nanotechnology Innovation Council (INIC), Prof Saeed Sakar.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes, Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt, M.Biomed, mengatakan Memorandum of Understanding (MoU) Bidang Kesehatan telah ditandatangani di Astana, Kazakhstan, 26 Oktober 2018, setahun kemudian, Plan of Action sebagai implementasi MoU ditandatangani di Jenewa, Swiss, 21 Mei 2019. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dan Iran dalam memperkuat kolaborasi menuju status kesehatan yang lebih baik di kedua negara, serta peningkatan status kesehatan secara luas.
MoU Bidang Kesehatan Indonesia-Iran memiliki tujuh area kerja sama, antara lain Health services, Pharmaceutical products and medical devices, Health research and development, Universal Health Coverage, Prvention and control of communicable and non-communicable diseases, Traditional medicine, dan Health emergency response and disaster management.
Dari Indonesia, hadir perwakilan PT Bio Farma, PT Kalbe, Dexa Medica, PT Indo Farma, PT Enseval Medika Farma, PT Kimia Farma, PT Phapros, Committee of Stem Cell Development and Tissue Engineering dan RSCM. Mewakili perusahaan farmasi dan alat kesehatan Iran, antara lain: INIC, Exir Nano Sina, Nano Daro Pajouhan Pardis, Avicenna, Persis Gen par, Danesh Pharmaceutical Development Co., Baran Chemical and Pharmaceutical, Biosun Pharmed Co., Parto Negar Persia (PNP), dan Parseh Intelligent Surgical System Co. (Parsiss). GP Farmasi dan ASPAKI turut berpartisipasi sebagai moderator dalam forum.
"Indonesia telah memiliki pengembangan nanoteknologi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan, seperti pengobatan nanoteknologi untuk kanker, dan pengembangan nanoteknologi herbal medicine," kata Sakar.
Nanoteknologi banyak berperan dalam dunia kesehatan dan mempengaruhi kehidupan manusia, seperti meningkatkan kemampuan produk, farmasi, alat kesehatan, kosmetik, dan lainnya. Perkembangan nanoteknologi sektor kesehatan di Iran. Perkembangan nanoteknologi pada sektor kesehatan menghasilkan produk baru, diagnostik lebih cepat dan efektif, pengobatan, dan farmasi.
Instrument based nanotechnology bagi pengobatan kanker, seperti bedah kanker dan kanker payudara. Prosedur kanker dengan mengambil jaringan khusus dan hasilnya sampel beku (frozen technology). Dengan bedah kanker biasa, 30% ketinggalan jaringan malign, namun dengan teknologi nano hanya 3% eror jaringan malign yang tertinggal sehingga 97% dikatakan berhasil sehingga nanoteknologi sangat bermanfaat.
Forum Bisnis Kesehatan berhasil mempertemukan Industri Kefarmasian dan Alat Kesehatan Indonesia dan Iran. Para industri saling berbagi pengalaman, profil dan usulan kerja sama. Menteri Kesehatan RI direncanakan akan melakukan kunjungan resmi ke Tehran, Iran pada 16-17 September 2019. (IZn-persi.or.id)