Gerakan Minum Air Bagi Anak 6 Gelas Sehari
JAKARTA - Jelang peringatan Hari Ginjal Sedunia pada 8 Maret mendatang, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menggalakkan gerakan konsumsi air.
Gerakan yang dikenal dengan nama Ayo Minum Air (Amir) itu tengah difokuskan untuk anak-anak agar kebiasaan minum air dapat dimulai sejak dini.
"Kita kerja sama dengan anak-anak SD di banyak provinsi agar anak-anak minum minimal enam gelas air per hari," ungkap Sekretaris Jenderal PERSI Lia G. Partakusuma kepada Validnews, Jumat (1/2).
Gerakan Amir secara masif ini menurut Lia adalah sebagai bentuk respons kenaikan kasus penyakit ginjal. Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada 2017 mencatat kejadian gagal ginjal cukup tinggi.
Pada tahun 2014 terdapat 1.151.501 kasus yang meningkat menjadi 1.964.717 kasus pada tahun 2015. Kemudian pada tahun 2016 ada 2.124.154 kasus dan tahun 2017 sebanyak 1.705.630 kasus.
Bahkan data tersebut menyebut gagal ginjal sebagai penyakit katastropik nomor dua yang paling banyak menghabiskan biaya kesehatan setelah penyakit jantung, yakni sekitar Rp2 triliun.
"Karena kasus ginjal terus naik, kita harus mencegah dengan minum air putih sesuai kebutuhan," lanjut Lia.
Pencanangan gerakan Amir sendiri diinisiasi oleh Indonesian Hydration Working Group (IHWG) yang didirikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2012.
Sebagai pusat kajian hidrasi dan kesehatan, IHGW mendedikasikan gerakan Amir untuk mencegah terjadinya penyakit noninfeksi atau penyakit degeneratif di masa yang akan datang. Terutama penyakit gagal ginjal kronik, diabetes dan hipertensi.
Lia menuturkan, sejauh ini sudah ada setidaknya delapan provinsi yang rutin mencanangkan gerakan Amir. Itulah sebabnya gerakan ini akan dijadikan gerakan nasional mengingat dampaknya yang luar biasa, yakni anak jadi rutin minum air.
Pada acara Car Free Day (CFD) di Jakarta, Minggu (17/2) mendatang, gerakan ini akan diperkenalkan dengan melibatkan ibu-ibu PKK, para guru dan anak sekolah.
"Jadi kita melatih gurunya untuk kemudian melatih siswanya. Kemudian setiap minggu dipantau, lama programnya itu enam bulan," jelas Lia.
Ia mengaku Persi menyiapkan berbagai fasilitas untuk sosialisasi. Mulai dari animasi, kartun, dan pemaparan yang mudah dimengerti anak-anak. Sayangnya, hingga saat ini program tersebut baru berupa edukasi dan sosialisasi. Belum ada fasilitas penyedia air yang disiapkan pemerintah.
"Kalau mau dijadikan program bersama, pemerintah harusnya bantu fasilitas menyiapkan air," kata Lia.
Namun, meskipun belum difasilitasi pemerintah, Lia yakin program edukasi tersebut dapat meningkatkan kesadaran anak akan pentingnya minum air. Kekurangan air berdampak signifikan pada tubuh dan dapat mengganggu produktivitas di masa mendatang.
"Ke depannya kalau anak-anak sudah paham bahwa ia harus cari minum, mudah-mudahan pemerintah sudah menyediakan sarananya," tukas Lia.
Selain gerakan Amir, Persi juga memiliki program gizi, yaitu bagaimana mencegah pasien agar tidak malnutrisi selama dirawat di rumah sakit. Hal ini dikarenakan mereka yang dirawat di rumah sakit kerap tidak selera atau susah makan. Juga program pencegahan stunting atau kekerdilan pada bayi yang dikandung ibu hamil. (Elisabet Hasibuan)
Sumber : www.validnews.id